Buat yang menetap di Jepang cukup lama, kita tahu bahwa intensitas terjadinya gempa di negeri sakura ini sangant tinggi. Mengutip dari hasil data riset National Research Institute for Earth Science and Disaster Resilience (NIED), kisaran 400 gempa terjadi dalam satu hari. Data ini cukup beralasan karena mengingat wilayah gempa termasuk dalam cincin api pasifik dimana terjadi pertemuan denga lempeng Pasifik dengan lempeng Filipino.
Kinkyū Jishin Sokuhō (Earthquake Early Warning) merupakan sistem peringatan gempa yang dikeluarkan oleh Badan Meteorological Jepang. Sistem ini mengeluarkan peringatan sesaat sebelum gempa terjadi, disebarkan melalui broadcast melalui TV, Handphone dan radio. Secara teori, gelombang gempa yang terjadi pada bagian dalam bumi dibagi dua, gelombang Primer (P waves) dan gelombang sekunder (S waves). Gelombang Primer lebih dulu terjadi dan kemudian akan diikuti Gelombang Sekunder dimana saat terjadi goncangannya lebih besar. Sistem ini mendeteksi gelombang Primer yang kemudian secara instan datanya akan ditransmisikan sebagai peringatan dini.
Dengan peringatan dini sebelum gempa terjadi, walau dalam periode sangat singkat, beberapa tindakan untuk proteksi dapat dilakukan :
- Masyarakat Umum, bisa berlindung di tempat yang aman, mematikan kompor, dan berhenti saat berkendara.
- Perkantora : bisa melalukan evakuasi personil, dan saat berada di lift, maka sistem otomatis pintu bisa terbuka.
- Pelayananan Medis : Tindakan medis dapat ditangguhkan hingga kondisi kembali aman
- Infrastruktur dan Transportasi : Beberapa jalur kereta dilengkapi dengan sistem untuk memberhentikan pengoperasian sementara saat gempat terjadi.
source :
No comments:
Post a Comment